Puisi pada syairmu
Sebutlah namanya
Sebelum api menyulut pagi
Sebelum langkah jam pergi
Krajan, 07
Puisi suci I
Puisi suci
Lain kali
Berduri
Sepi
Krajan, 07
Puisi suci II
Puisi suci
Puisi yang tak mengisahkan buah dada?
Ya!
Puisi yang ku bayangkan
Melanggengkan tubuh perempuan
Dalam kemaluan setan
Krajan, 07
lila
sudah aku baca kembalimu
lewat kata-kata itu
-mendiamkan tangis dan air mata
dalam separuh manusiamu-
saat kau sembah
sujudku semakin angkuh
mengembalikan jejak nabi
kedalam mimpi
Malang, 07
hai
hai
sendiri kau cincang lukamu
tapi garis ditangan
tak memintamu kembali keranjang
mengulang mimpi
pada remang damar
yang meminta sobekan kalender
Malang, 07
sobek
paras suram pagi
telah lama mengenalku
kadang aku senang tertipu
pada urat-urat hitamnya
meskipun letih siang
kerap mendatangkan kemarau
sebelum sempat aku mengemasi pagi
esok hari
Malang, 07
Senin, 26 November 2007
Senin, 19 November 2007
Puisi pada syairmu
Sebutlah namanya
Sebelum api menyulut pagi
Sebelum langkah jam pergi
Krajan, 2007
Puisi suci I
Puisi suci
Lain kali
Berduri
Sepi
Krajan-Malang, 2007
Puisi suci II
Puisi suci
Puisi yang tak mengisahkan buah dada?
Ya!
Puisi yang ku bayangkan
Melanggengkan tubuh perempuan
Dalam kemaluan setan
Krajan-Malang, 2007
Sepi puisi
Sedikit yang tak dapat mengangkat
Penaku bergetar
Malam ini yang sekali dua kali
Masuk dan mengantarku ke guagua
Ke semaksemak tak bernama
Kecuali lagu airmata
Yang kembali naik ke pelupuk
Dan tumpah menjadi hening
tuhan
Kalau engkaulah sepi itu
Perkenankanlah jerit pertamaku
Bertamu kerumahmu
Krajan, 2007
Sebutlah namanya
Sebelum api menyulut pagi
Sebelum langkah jam pergi
Krajan, 2007
Puisi suci I
Puisi suci
Lain kali
Berduri
Sepi
Krajan-Malang, 2007
Puisi suci II
Puisi suci
Puisi yang tak mengisahkan buah dada?
Ya!
Puisi yang ku bayangkan
Melanggengkan tubuh perempuan
Dalam kemaluan setan
Krajan-Malang, 2007
Sepi puisi
Sedikit yang tak dapat mengangkat
Penaku bergetar
Malam ini yang sekali dua kali
Masuk dan mengantarku ke guagua
Ke semaksemak tak bernama
Kecuali lagu airmata
Yang kembali naik ke pelupuk
Dan tumpah menjadi hening
tuhan
Kalau engkaulah sepi itu
Perkenankanlah jerit pertamaku
Bertamu kerumahmu
Krajan, 2007
Dengan sebilah puisi
Dengan sebilah puisi
Aku mudah terkantuk-kantuk
Pada mata pisau
Dengan sebilah puisi
Aku mudah risau
Pada janji matahari
Karena puisi
Tak mesti ringkuh
Pada peluh?
Segala kembali
Segala kembali
Bahkan kembali
Pada selain diri
Singgah
Kalau engkau tahu
Tak kemana singgah kata-kata
Serupa pena
Yang menulis nama raja dan pencuri
Jauh meninggalkan kerak bumi
Dengkur pelacur dan petani
Yakinlah!
Alamat kesurga
Masih tersekap lindap sore
Kasur
Dihulu setiap kasur aku tidur
Jalan
Jalan-jalan
Bolong-bolong
Belang-belang
Laila, rebahlah diranjangku
Aku tak menghendaki desahmu mendesau
Mengembalikan detak jam yang terpejam
Kelangkah kaku kakiku
Saat aku menerjemahkan tikar kedalam sangkar
Rupa-rupa ranjang
Rupa-rupa mimpi yang dilelapkan kasur
Tapi mimpi diantara kantukku
Mulai tertarik pada lesung pipi malaikat
Yang lekat-lekat menancap
Dan membusung angka satu didadamu
Maka laila
Rebahlah diranjangku
Tulislah selamat datang dirongga terdalam payudaramu
Agar amis pandan
Bersamamu melukis waktu
Yang sendirian berbisisk dipinngir kasur
Dengan sebilah puisi
Aku mudah terkantuk-kantuk
Pada mata pisau
Dengan sebilah puisi
Aku mudah risau
Pada janji matahari
Karena puisi
Tak mesti ringkuh
Pada peluh?
Segala kembali
Segala kembali
Bahkan kembali
Pada selain diri
Singgah
Kalau engkau tahu
Tak kemana singgah kata-kata
Serupa pena
Yang menulis nama raja dan pencuri
Jauh meninggalkan kerak bumi
Dengkur pelacur dan petani
Yakinlah!
Alamat kesurga
Masih tersekap lindap sore
Kasur
Dihulu setiap kasur aku tidur
Jalan
Jalan-jalan
Bolong-bolong
Belang-belang
Laila, rebahlah diranjangku
Aku tak menghendaki desahmu mendesau
Mengembalikan detak jam yang terpejam
Kelangkah kaku kakiku
Saat aku menerjemahkan tikar kedalam sangkar
Rupa-rupa ranjang
Rupa-rupa mimpi yang dilelapkan kasur
Tapi mimpi diantara kantukku
Mulai tertarik pada lesung pipi malaikat
Yang lekat-lekat menancap
Dan membusung angka satu didadamu
Maka laila
Rebahlah diranjangku
Tulislah selamat datang dirongga terdalam payudaramu
Agar amis pandan
Bersamamu melukis waktu
Yang sendirian berbisisk dipinngir kasur
Langganan:
Postingan (Atom)